ICMI Muda Se-Indonesia Gelar FGD dengan Tema "Kepemimpinan Nasional: Soeharto vs Prabowo"


Makassar, 02 Agustus 2025 – ICMI Muda MPW Sulawesi Selatan sukses menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan tema "Kepemimpinan Nasional: Soeharto vs Prabowo", pada Sabtu malam (02/08) via Zoom. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis secara kritis jejak kepemimpinan dua tokoh besar Indonesia, yaitu Presiden Soeharto (1967–1998) dan Presiden Prabowo Subianto (2024–sekarang), serta dampaknya terhadap perkembangan politik Indonesia di masa depan.

Diskusi Mendalam Mengenai Kepemimpinan Soeharto dan Prabowo

FGD ini dihadiri oleh kader dan pengurus ICMI Muda dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan dimulai dengan pembukaan yang disampaikan oleh Dr. Nildawati, Ketua Harian ICMI Muda Sulawesi Selatan, yang juga bertindak sebagai host acara. Setelah pembacaan Kalam Ilahi, acara dilanjutkan dengan prolog yang dipaparkan oleh Ketua Umum Presidium Pusat ICMI Muda, Dr. H. Tumpal Panggabean, M.A., yang mengungkapkan pentingnya generasi muda untuk memahami konteks dan tantangan kepemimpinan dalam sejarah Indonesia.

Diskusi dimoderatori oleh Dr. Ibnu Hajar, S.Sos., M.I.Kom. (Ka. Dept. Kerjasama & Hubungan Antar Lembaga ICMI Muda MPW Sulsel). Syahrir Kasim, M.Si., Ph.D., yang bertindak sebagai pemantik diskusi, memberikan gambaran komprehensif mengenai dua tokoh tersebut, membandingkan kepemimpinan Soeharto yang berlandaskan pada stabilitas dan pembangunan ekonomi dengan Prabowo Subianto yang mencoba mengulang jejak Orde Baru dengan penguatan militer dan koalisi politik besar.

Pentingnya Memahami Warisan Kepemimpinan Militer

Diskusi ini menyoroti kesamaan keduanya dalam menerapkan pola kepemimpinan militeristik yang berfokus pada stabilitas, namun sering mengorbankan kebebasan politik dan hak asasi manusia. Keduanya juga mengandalkan jaringan oligarki dan mendominasi politik melalui koalisi yang besar serta sistem patronase yang menguntungkan.

Namun, dalam pembahasan lebih lanjut, perbedaan kepemimpinan juga muncul. Soeharto, yang memimpin dalam masa Perang Dingin, menciptakan sistem kekuasaan terpusat yang menekan oposisi dengan cara-cara represif, sedangkan Prabowo lebih memilih pendekatan koalisi permanen dan memperoleh legitimasi melalui proses elektoral, meskipun dengan adanya kekhawatiran terkait kembali militerisasi dalam pemerintahan.

Dampak terhadap Demokrasi dan Masa Depan Indonesia

Para peserta FGD juga membahas dampak dari kedua kepemimpinan terhadap demokrasi Indonesia. Era Soeharto dianggap membawa pelanggaran hak asasi manusia secara sistematis, dengan pengendalian ketat terhadap media dan kebebasan berbicara. Sebaliknya, meskipun Prabowo baru memulai kepemimpinannya, terdapat kekhawatiran bahwa beberapa kebijakan yang diambil berpotensi mengikis ruang kebebasan sipil dan demokrasi yang sudah diperjuangkan pasca-Reformasi.

Para peserta menyepakati bahwa Indonesia perlu memastikan adanya keseimbangan antara stabilitas dan kebebasan, dengan memperkuat lembaga-lembaga demokrasi serta memastikan bahwa oligarki dan militer tidak kembali mendominasi politik Indonesia.


Diskusi dengan Ketua Umum ICMI Muda Sulsel dan Ketua Presidium ICMI Muda

Setelah pemaparan materi, diskusi berlanjut dengan sesi tanya jawab yang menghadirkan Dr. Muhammad Tang, Ketua Umum ICMI Muda Sulawesi Selatan, yang menyampaikan pandangannya tentang peran generasi muda dalam mengawal dinamika politik Indonesia. Dr. Tang menekankan pentingnya kepekaan politik dan kritisisme terhadap arah kebijakan pemerintahan, khususnya dalam menghadapi potensi dominasi oligarki dan militerisme.

Dr. H. Tumpal Panggabean, M.A., Ketua Presidium Pusat ICMI Muda, turut memberikan pandangannya, mengingatkan peserta untuk tetap mengutamakan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia dalam memilih pemimpin. Menurut Dr. Panggabean, generasi muda harus berperan aktif dalam memastikan bahwa Indonesia tidak kembali ke sistem pemerintahan yang mengekang kebebasan, dan selalu mengedepankan nilai-nilai keadilan serta pemerintahan yang bersih.

Partisipasi Aktif Generasi Muda sebagai Kunci Masa Depan

Acara ini ditutup dengan doa dan harapan agar generasi muda dapat terus berpartisipasi aktif dalam mengawal jalannya demokrasi Indonesia. ICMI Muda mengajak semua pihak untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan kepemimpinan yang lebih adil dan demokratis, serta menghindari kembali pada model otoritarianisme masa lalu.

FGD ini diharapkan dapat menjadi forum strategis untuk merumuskan masa depan kepemimpinan Indonesia yang lebih baik.

Penulis berita: St. Ibrah Mustafa Kamal (Sekretaris ICMI Muda Sul-Sel)

0 Komentar